3. Rasa
Tanggung Jawab
Mereka
para sahabat sangat menyadari akan tanggung yang mulia dan besar di pundak
manusia, dan tidak mungkin dilalaikan dan diselewengkan bagaimana pun
keadaannya. Dan akibat yang akan terjadi atas
lepasnya tanggung jawab untuk membawanya adalah lebih besar dan lebih
berbahaya dari pada penindasan-penindasan yang mereka alami.
4. Iman Kepada
Hari Akhir
Iman
inilah yang menguatkan perasaan untuk membawa tanggung jawab. Dan mereka telah
meyakini yang mantap bahwa mereka akan bangkit kembali dan menghadap kepada
Allah Rab semesta alam. Amal mereka akan dihisap dengan penghisapan yang lebih
besar dan mempertanggung jawabkannya. Yang kecil maupun yang besar, dan setelah
itu entah dia akan kekal dalam kenikmatan, ataupun dia akan kekal dengan adzab
dineraka jahim. Dan mereka menggunakan masa hidupnya antara takut dan mengharap,
takut adzab Allah dan mengharap rahmatnya. Sebagaimana Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ
إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
Dan orang-orang
yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut. (Al Mukmunin:60)
Dan
mereka tahu bahwa kenikmatan dunia dengan penderitaan tidak akan menyemai
sebelah sayab nyamuk diakhirat, sehingga mereka menjadi mengabaikan perderitaan
hidup dan kepahitannya.
5. Al Qur’an
Pada
saat-saat kritis, rawan, dan menakutkan, turun surat dan ayat-ayat Al Qur’a
yang memberikan hujah dan bukti penjelasan tentang landasan-landasan islam yang
menjadi inti dakwah, dengan redaksi yang jelas, memberi petunjuk kepada orang-orang
muslim tentang dasar-dasar kekuasaan Allah, agar mereka menjadi masyarakat
manusia yang baik di dunia, yaitu masyakat islam. Ayat-ayat itu bisa berupa
contoh-contoh permisalan dan yang pasti menerangkan hukum kepada mereka, Firman
Allah :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ
مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ
وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ
اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan berbagai macam cobaan
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya “ Bilakah
datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat
dekat. (Al Baqarah: 214)
Dan dalam ayat
yang lain :
الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا
وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Alif laam miim.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan begitu saja mengatakan : Kami
telah beriman, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah telah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al Ankabut: 1-3)
Ayat-ayat
diatas adalah ayat yang memberikan sanggahan kepada orang kafir, sampai tidak
ada celah bagi mereka untuk mengelak. Dan memperingatkan mereka tentang akibat
yang sangat mengerikan jika tetap bertahan dalam pengingkarannya, yang
ditegaskan dengan berbagai peristiwa sejarah, supaya mereka mau berpaling dari
kemungkaran.
Dan
merupakan seruan bagi orang-orang yang muslim, yang memberikan kabar gembira
kepada mereka tentang rahmat, keridhaan dan surga yang penuh kenikmatan bagi
mereka.
6. Kabar
gembira tentang datangnya keberhasilan
Sejak
awal orang-orang muslim sudah mengira bahwa mereka akan menghadapi kesulitan
dan tekanan. Walaupun demikian, dengan masuknya mereka kepada islam adalah
untuk menantang bahaya bahkan kematian. Namun dakwah islam sejak awal dimasukan
adalah untuk mennghilangkan kehidupan jahiliyah yang bodoh dan aturan-aturan
yang semena-mena. Tujuan dakwah islam pun adalah untuk menyebarkan pengaruh di
bumi dan tentang politik dalam kehidupan di dunia, untuk mengajak manusia dan
masyarakat kepada ridah Allah dan mengeluarkan mereka dari penyembahan berhala
kepada penyembahan kepada Allah semata.
Al
Qur’an turun dengan membawa kabar gembira, yang terkadang di jelaskan secara
jelas dan kadang juga dengan kiasan. Pada waktu gawat dan darurat, sehingga
mereka merasa sempit dan terhimpit, seakan-akan tercekik leher mereka dan
merasa tidak akan lanjut hidup mereka, turun ayat-ayat yang menjelaskan tentang
keadaan perjalan hidup para nabi terdahulu di tengah kaumnya, yang diingkari
dan didustakan. Kemudain ayat-ayat itu juga menjelaskan kesudahannya, berupa
kehancuran orang-orang kafir dan dzalim. Dan hamba-hamba Allah berhak mewarisi
dunia dan siisinya. Kisah-kisah ini juga mengisyartkan tentang kegagahan
penduduk Makkah yang kafir di kemudian hari, dan keberhasilan orang-orang
muslim dan kesuksesan dakwah islam.
Pada
saat-saat itulah turun ayat-ayat yang menegaskan kabar gembira kemenangan
orang-orang muslim. Firman Allah :
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ (171)
إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ (172) وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
(173) فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ (174) وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ
(175) أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ (176) فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ
فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ (177)
Dan sesengguhnya
telah tetap janji kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi Rasul. Yaitu
sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya
tentara kami itulah yang pasti menang. Maka berpalinglah kamu Muhammad dari
mereka sampai suatau masa. Dan terngkanlah kepada mereka, maka kelak mereka
akan melihat (adzab itu). Maka apakah mereka itu turun di halaman mereka, maka
amat buruklah pagi hari yang didzalimi oleh orang-orang yang diberi peringatan. (As Shaffat: 171-177)
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
Dan golongan
itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al Qamar: 45)
جُنْدٌ مَا هُنَالِكَ مَهْزُومٌ مِنَ الْأَحْزَابِ
Suatu tentara
yang besar berada di sana dari golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan.
(Shad: 11)
Turun ayat tentang orang-orang yang hijrah ke
Habasyah :
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا
لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآَخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan orang-orang
yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya. Pasti kami akan memberikan
tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. (An
Nahl: 41)
Mereka bertanya
tentang kisah yusuf, maka Allah menurunkan intinya :
لَقَدْ كَانَ فِي يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِ آَيَاتٌ
لِلسَّائِلِينَ
Sesungguhnya
ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada kisah yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yusuf: 7)
Dengan
kata lain mereka orang-orang Makkah yang bertanya itu akan memperoleh kegagalan
seperti kegagalan yang diperoleh saudara-saudara yusuf dan akan menyerah
seperti yang mereka lakukan. Begitu pula yang yang terjadi saat mengisahkan
para Rasul, Allah berfirman :
وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ
لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ
الظَّالِمِينَ (13) وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ
خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ (14)
Orang-orang
kafir berkata kepada rasul-rasul mereka “ kami sungguh-sungguh akan mengusir
kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami, maka tuhan
mewayuhkan kepada mereka. “ kami pasti akan membinasakan orang-orang yang
dzalim itu. Dan kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah
mereka. Yang demikian itu adalah utuk orang-orang yang takut akan menghadap
kehadiratku dan yang takut kepada ancamanku. (Ibrahim:
13-14)
Tatkala
terjadi peperangan yang sengit antara bangsa persi dan romawi, maka orang-orang
kafir berharap agar bangsa persialah yang menang. Karena mereka adalah
orang-orang yang musyruk. Sedangkan kaum muslimin mengharap agar kaum romawilah
yang menang, karena mereka percaya kepada Allah, Rasulnya, wahyu, kitab-kitab,
dan hari kiamat. Yang akhirnya kemenangan jatuh ditangan orang-orang persi.
Lalu Allah memberitakan kabar gembira tentang kemenangan bangsa romawi yang tidak lama kemudian akan
terjadi. Dan tidak hanya satu kabar gembira saja, Allah menegaskan berita
gembira lain, yaitu pertolongan Allah atas orang-orang yang beriman :
فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ
بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ
يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (5)
Dan pada hari
kemenangan bangsa romawi itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena
pertolongan Allah. (Ar Rum:
4-5)
Rasulullah
senantiasa selalu menyampaikan berita gembira. Tatkala musim haji dan beliau
berdiri di hadapan orang-orang di pasar Ukazh, Majannah, dan Dzil Majaz untuk
menyampaikan risalah, dan beliau tidak hanya memberitakan kabar kenikmatan
surga semata namun beliau juga menyatakan kepada mereka scara gamlang :
“Wahai
sekalian manusia ucapkanlah la ilaha illallah, niscaya kalian akan beruntung,
dapat menguasai bangsa Arab dan orang-orang non Arab pun akan tunduk kepada
kalian. Jika kalian mati, maka kalian akan menjadi raja surga.
Rasulullah
pun pernah menolak tawaran Utbah bin Rabi’ah, yang hendak menukarkan agama yang beliau
sebarkan dengan segala kesenangan dan kenikmatan dunia. Namun beliau menolaknya
dengan tegas.
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih Anda telah mengunjungi blog saya