Artikel Terbaru :

Sebatas Penantian

Ketika rindu menjelma dalam jiwa

Asa itu tak dapat kuungkapkan.
Entahlah bagaimana bisa kuhirup udara segar
Sementara karbon dioksida meracuniku

Bagaimana mungkin kupeluk erat matahari
Sementara panas membakar tubuhku
Bagaimana bisa kumelihat bintang
Sementara awan hitam menjadi penghalang

Rinduku tak tertahan
Hingga desahan nafas itu menahanku untuk melirik hati
Aku merindumu dengan segenap jiwaku
Namun ragaku hanya mampu berdiam tanpa kata

Jangan memanggil namaku
Karena, rindu ini telah terbelenggu olehmu
Walau seribu tahun lagi
Aku akan menunggumu dgn seuntai rindu yang nyata

Akupun tersandra oleh penantian tak berbatas waktu
Harapan tak berujung, terbelenggu oleh rasa
Rasa bak fatamorgana tak bertepi
Rasa ingin memelukmu, namun hampa kurasa

Akankah asa itu menjadi kenyataan?
Kini ku hanya duduk menyendiri dalam sepi
Sepi dan sepi
Rinduku terbelenggu oleh rasamu padanya

Asaku harus kuat
Melebihi derajat kekuatanku untuk menggapaimu.
Karena cintaku masih bertumpu
Pada sebuah hati yang tak akan larut oleh gelapnya malam

Bersabarlah, maka bersabarlah
Menantiku sebelum janji ikrar
Tuk bersatu memeluk erat dirimu
Untuk menggapai sebuah asa dalam belenggu cintaku

Bagaikan punguk merindukan bulan
Menyiram bunga yang sudah mati
Terpatri dalam sebuah ikatan dalam gelapnya cahaya mentari
Ku menanti kau datang memelukku
Namun hanya dalam khayalan mimpi2 indah.

Berselimut angan dalam tatapan mata kosong
Entahlah apakah semua menjadi nyata??
Ataukah hanya akan menjadi sebuah mimpi buruk
Dalam sebuah penantian cinta
Aku akan menantimu

Sungguh, jika benar kita tlah di takdirkan tuk bersatu
Aku akan menantimu disini dangan benang-benang cinta
Yang akan kurajut dengan segenap rasaku
Ketulusan, kerinduan dan keikhlasan
Semoga menjadi kekuatan tuk menyatukan hati yang tak sempurna

Penantian cinta
Mungkin itu hanya sebuah mimpi buruk belaka
Benang-benang cinta yang kau rajut kini telah kusut
Bersama pintalan benang yang telah kau sulam bersamanya

Kini tak mungkin kau bisa mengurainya kembali
Usahlah bermimpi memeluk bulan
Jika kau gelapkan oleh awan
Usahlah berangan gapai bintang dilangit
Jika kau patahkan tangga itu
Biarlah ku berjalan mundur bersama senyum bahagiamu

Bersama mimpi
Aku akan pergi dalam kesunyian
Bukan karena rasaku telah pudar
Namun karena aku bukanlah sepotong hati
Yang pantas untuk kau cintai

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih Anda telah mengunjungi blog saya

 
 
 

Selamat Datang

Terima kasih anda telah mengunjungi kami

Jumlah Kunjungan

SANG PEMIMPI

Label

Diberdayakan oleh Blogger.