Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa
UAA melakukan semua ini? Atau mengapa ia dengan sengaja menutup mata kepala dan
juga mati hatinya dari kenyataan yang sangat terang bahkan lebih terang
dibanding sinar matahari di siang bolong seperti ini? Dan apa yang hendak ia
dan kelompoknya capai?
Untuk
mengetahui jawabannya, saya akan mengajak saudara-saudaraku kaum muslimin untuk
sedikit menghayati beberapa firman Allah berikut ini:
“Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menggantikan (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam keadaan ketakutan menjadi aman sentausa.
Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada menyekutukan sesuatu apapun
dengan Aku. Dan barang siapa
yang kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.” (QS. An Nur: 55)
Dan juga firman-Nya:
“Hai, orang-orang
yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu.” (QS.
Muhammad: 7)
Inilah
yang hendak mereka kikis dari kaum muslimin, yaitu iman dan amal shaleh.
Musuh-musuh kaum muslimin sadar benar, dan telah membuktikan, bahwa sepanjang
sejarah kekuatan kaum muslimin terletak pada keimanan dan tawakkal mereka
kepada Allah Ta’ala, yang didukung oleh amal shaleh yang senantiasa mereka
jalankan. Dan mereka (musuh-musuh Islam) sadar bahwa selama kaum muslimin
berpegang teguh dengan keimanan yang benar dan mengamalkan syari’at yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, mereka tidak
akan mampu menaklukkan kaum muslimin.
Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyyah, berkata: “Tatkala kemunafikan, amaliah bid’ah, kemaksiatan -yang
semua itu bertentangan dengan ajaran Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam-
telah merajalela di masyarakat mereka (dinasti Umawiyyah dan Abbasiyah), maka
musuh dapat menguasai mereka, sehingga orang-orang Romawi yang beragamakan
Nasrani berani berkali-kali menyerang daerah Syam, dan Al Jazirah, dan akhirnya
mereka berhasil menguasai benteng-bentang pertahanan Syam satu demi satu,
hingga pada akhir abad keempat mereka berhasil menguasai Baitul Maqdis.
Kemudian selang tak berapa lama setelah itu, mereka mengepung kota Damasqus.
Dan penduduk Syam kala itu dalam situasi yang sangat buruk, kebanyakan mereka
satu dari dua alternatif berikut: orang kafir Nasrani atau orang munafik lagi
musyrik.
Hingga
akhirnya tampillah Nuruddin As Syahid sebagai pemimpin, kemudian ia mengajarkan
dan menegakkan ajaran Islam, dan memerangi musuh-musuhnya…..Dan demikian juga
halnya kaum muslimin di belahan bumi bagian timur, tatkala mereka menegakkan
syari’at Islam, mereka mendapatkan pertolongan dari Allah dalam melawan
musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang Turki, India, Cina dan lainnya.
Dan tatkala mereka telah melakukan berbagai perlakuannya, berupa amaliah
bid’ah, kesyirikan, dan berbagai kemaksiatan, maka orang-orang kafir berhasil
menguasai mereka. ….Dan diantara penyebab keberhasilan pasukan Tar-tar masuk ke
negri kaum muslimin ialah merajalelanya berbagai amaliah kesyirikan,
kemunafikan, dan bid’ah, sampai-sampai Fakhrurrazi menulis bukunya yang
mengajarkan peribadatan kepada bintang, berhala, dan metode-metode ilmu sihir,
buku itu ia beri nama: “Al Sirr Al Maktum Fi Al Sihr wa Mukhothabah Al
Nujum.” (Majmu’
Fatawa, oleh Ibnu Taimiyyah 13/178-182).
Ahlul
bid’ah dan orang-orang munafiqin sepanjang sejarah telah menjadi salah satu
faktor utama bagi kemunduran dan kekalahan kaum muslimin. Sebagai salah satu
contoh pengkhianatan ahlul bid’ah dan kaum munafiqin terhadap kaum muslimin
ialah apa yang terjadi pada saat Kaum Tar-tar pada tahun 656 H, menyerang kota
Baghdad ibu kota Khilafah Abbasiyah. Pada awalnya mereka merasa gentar dan
takut untuk menyerbu kota baghdad, akan tetapi setelah terjadi surat menyurat
antara mereka dengan salah seorang pejabat tinggi di khilafah Abbasiyyah yang
ia menganut paham syi’ah, yaitu Wazir Muayyiduddin Muhammad bin Ahmad Al Qummy,
maka merekapun memberanikan diri untuk menyerbu kota Baghdad, dan akhirnya terjadilah
sejarah pilu yang telah panjang lebar di tuturkan oleh para ahli sejarah. (Bagi
yang ingin membaca bagaimana kronologi pengkhianatan orang ini kepada kaum
muslimin, silahkan baca kitab Al Bidayah wa An Nihayah, karya Imam Ibnu
Katsir13/213).
Bahkan sejarah kaum
muslimin juga telah membuktikan bahwa orang-orang munafiqun dan ahlul bid’ah
telah berhasil melakukan banyak hal yang tidak mungkin dilakukan oleh
orang-orang Nashrani atau Yahudi. Sebagai contohnya, ialah apa yang dilakukan
oleh orang-orang Qaramithah (salah satu sekte kebatinan)[1] mereka dibawah
pimpinan Abu Thahir Al Qirmith membantai kafilah-kafilah jama’ah haji, merampas
seluruh harta perbekalan mereka. Dan yang lebih mengenaskan lagi adalah mereka
pada musim haji tahun 317 H menyerang kota Makkah, dan membantai jamaah haji,
kemudian membuang mayat-mayat mereka ke sumur Zam-zam, dan ditambah lagi salah
seorang dari mereka mencongkel hajar aswad, sambil berkata: “Dimanakah
burung Ababil?! Dimanakah bebatuan dari Sijjil?! Lalu mereka membawa
pergi Hajar Aswad ke tempat mereka di daerah Bahrain, dan selama 22 tahun Hajar
Aswad mereka simpan di negri mereka, sehingga selama itu pula kaum muslimin
tidak dapat mencium Hajar Aswad ketika berthawaf mengelilingi Ka’bah, semoga
Allah membalas mereka dengan azab yang setimpal, dan menumpas pengikut mereka
dimanapun berada. (Al
Bidayah wa An Nihayah, oleh Imam Ibnu Katsir 11/172).
Ini
adalah tujuan pertama, yaitu JIL mengemban tugas melemahkan kekuatan kaum
muslimin, serta menimbulkan perpecahan ditengah-tengah mereka.
Dan
Tujuan mereka kedua ialah untuk mengabdi kepada tuan-tuan mereka yang telah
mendanai mereka, yaitu kaum salibis, kaum nashara’ guna melicinkan program
kristenisasi di bumi Nusantara. Sebab bila setiap orang Islam sudah beranggapan
bahwa semua agama adalah sama, maka jalan akan menjadi mulus nan licin
dihadapan para misionaris, toh tidak ada bedanya (menurut anggapan JIL) antara
Islam dan Nasrani, apalagi ditambah dengan iming-iming materi, sembako,
pengobatan, beasiswa dll. Apalagi bagi orang-orang yang silau mata melihat
kemajuan IPTEK yang ada pada orang-orang Nasrani, sehingga ia beranggapan bahwa
faktor utama yang menjadikan mereka mencapai kemajuan ini adalah karena mereka
memiliki kebebasan berfikir, berpendapat, bersikap, dst, tanpa ada campur
tangan dari agama mereka.
Dan untuk semakin
membuka lebar-lebar jalan pemurtadan bagi kaum misionaris, mereka (JIL) dan
dengan mati-matian memperjuangkan bolehnya pernikahan antar agama, wanita
muslimah dinikahi oleh lelaki Yahudi atau Nasrani. Hal inilah diantara yang
melatar belakangi UAA berkata:
“Larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara
perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi.” (Islam
Liberal & Fundamental hal. 8 & 248).
Yang
semakin menguatkan dugaan saya adalah ucapan UAA yang mengatakan bahwa agama
Kristen lebih dewasa bila dibanding agama Islam. Berikut cuplikan dari ucapan
UAA:
“Jadi, Islam bukan yang paling benar. Pemahaman serupa,
terjadi di Kristen selama berabad-abad. Tidak ada jalan keselamatan di luar
gereja. Baru pada 1965 masehi, Gereja katolik di Vatikan merevisi
paham ini. Sedangkan Islam yang berusia 1,423 tahun dari hijrah nabi, belum
memiliki kedewasaan yang sama seperti Katolik.” (Idem, hal. 247).
Kita semua dapat membayangkan, bila orang awam diajari
bahwa semua agama adalah sama, akan tetapi ada yang lebih dewasa, yaitu agama
Kristen atau Katolik, tentu proses kritenisasi akan mudah, semudah keluarnya
air dari mulut guci.
Tujuan kedua ini, jauh-jauh hari telah dibongkar oleh Al
Qur’an:
“Orang-orang Yahudi
dan Nasrani tidak akan senang kepadamu, hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” (QS. Al Baqarah: 120)
Dan
tujuan ketiga yang mungkin melatar belakangi UAA dan JIL-nya melakukan ini
semua ialah rasa tamak terhadap kekayaan dan sensasi semu, sehingga
menjadikannya siap untuk menggadaikan apa saja demi mencapai kepentingan dunia
ini:
)قال معاذ بن جبل: إن من ورائكم فتنا يكثر فيها المال ويفتح فيها
القرآن حتى يأخذه المؤمن
والمنافق والرجل والمرأة والصغير والكبير والعبد والحر، فيوشك قائل أن يقول: ما للناس لا يتبعوني وقد قرأت القرآن، ما هم بمتبعي حتى
أبتدع لهم غيره، فإياكم وما ابتدع
فإن ما ابتدع ضلالة). رواه أبو داود والبيهقي وصححه الحاكم على شرط الشيخين.
“Sahabat Mua’az bin Jabal berkata: Sesungguhnya di masa yang
akan datang akan banyak terjadi fitnah dan harta akan melimpah ruah, dan Al
Qur’an akan banyak dipelajari orang, sehingga Al Qur’an akan dibaca oleh setiap
orang; oleh orang yang beriman dan juga oleh orang munafiq, oleh laki-laki dan
juga oleh perempuan, oleh anak kecil dan juga oleh orang dewasa, oleh budak dan
juga oleh orang yang merdeka. Dan sebentar lagi akan ada orang yang berkata,
‘Mengapa orang-orang enggan mengikutiku, padahal aku telah mempelajari Al
Qur’an. (Sungguh) mereka tidak akan mengikutiku, hingga aku mengadakan untuk
mereka hal baru selain (ajaran Al Qur’an).’ (Kemudian Mu’az bin Jabal
berwasiat): ‘Berhati-hatilah kamu dari apa yang ia ada-adakan, karena
sesungguhnya hal yang ia ada-adakan adalah kesesatan.’” (Riwayat Abu
Dawud, Al Baihaqi dan dinyatakan shahih dan selaras dengan persyaratan Bukhari
dan Muslim oleh Al Hakim)
Semoga
tulisan singkat ini sedikit membantu saudara-saudaraku umat islam dalam
mengenali siapa jati diri Ulil Abshar Abdallah dengan JIL-nya.
Wallahu a’alam bis shawab.
اللهم ربَّ جبرائيلَ وميكائيلَ وإسرافيلَ فاطَر السَّماواتِ
والأرضِ، عالمَ الغيبِ
والشَّهادة، أنتَ تحْكُمُ بين عِبَادِك فيما كانوا فيه يَخْتَلِفُون، اهْدِنَا لِمَا اخْتُلِفَ فيه من الحق بإِذْنِكَ؛ إنَّك تَهْدِي من
تَشَاء إلى صراط مستقيم. وصلى
الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعينز والله أعلم بالصَّواب، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
“Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Dzat Yang
telah Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengetahui hal yang gaib dan yang
nampak, Engkau mengadili antara hamba-hambamu dalam segala yang mereka
perselisihkan. Tunjukilah kami –atas izin-Mu- kepada kebenaran dalam setiap hal
yang diperselisihkan padanya, sesungguhnya Engkau-lah Yang menunjuki orang yang
Engkau kehendaki menuju kepada jalan yang lurus. Shalawat dan salam dari Allah
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh
sahabatnya. Dan Allah-lah Yang Lebih Mengetahui kebenaran, dan akhir dari
setiap doa kami adalah: “segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.”
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih Anda telah mengunjungi blog saya